Kamis, 28 Mei 2015

Benteng Mataram – Ki Ageng Mangir

Ki Wanabaya sebagai Ki Ageng Mangir muda menerima wasiat dari leluhurnya untuk membangun kembali kejayaan Majapahit dengan berbekal tombak pusaka Ki Baru Klinthing. Tanah perdikan Mangir terus berkembang pesat. Perkembangan tanah perdikan itu tak pernah lepas dari pengamatan para prajurit kerajaan Mataram, mengingat selama ini Ki Wanabaya tak pernah mau menghadap Panembahan Senapati, sang raja Mataram. Ada kekuatiran bahwa suatu saat tanah perdikan Mangir tersebut akan memberontak dan menjadikan dirinya sebagai kerajaan tersendiri. Namun begitu, Panembahan Senapati tak menemukan alasan kuat untuk menyerang daerah Mangir karena sejauh ini Mataram tak pernah menemukan bukti bahwa tanah perdikan itu membentuk ataupun memiliki prajurit. Yang ada hanyalah sebatas pengawal sebagaimana kademangan pada umumnya. Atas nasihat para sesepuh, dimana lebih baik mencegah sang harimau selagi masih bayi dari pada menunggu besar dan lebih menyulitkan lagi, disusunlah strategi mengalahkan Mangir tanpa pertumpahan darah dari kedua belah pihak. Lebih utama lagi adalah bagaimana membawa pusaka tombak Ki Baru Klinthing tersebut ke bumi Mataram. Panembahan Senapati membentuk satu kelompok seniman yang bisa mementaskan dari wayang kulit hingga tarub dengan lakon utama sang putri keraton sendiri, Ni Pembayun, anaknya sendiri. Pembayun di tugaskan untuk mengikat hati Ki Ageng Mangir muda, alias Ki Wanabaya, serta mendapatkan tombak pusaka andalan tanah perdikan Mangir tersebut. Ketika Ni Pembayun telah hamil, atas nama cinta yang sesungguhnya, Ni Pembayun menceritakan latar belakang dirinya, putri kedaton kerajaan Mataram, putri dari Panembahan Senapati. Ki Ageng Mangir muda yang sedemikian cinta kepada istrinya, kini dalam persimpangan jalan. Haruskan ia mempertahankan cita-cita leluhurnya, yakni membangun kembali kejayaan kerajaan Majapahit di masa lalu, atau menghadap dan mengakui tanah perdikan Mangir sebagai bagian dari kerajaan Mataram yang dipimpin oleh bapak mertuanya sendiri. Banteng Mataram, Ki Ageng Mangir ini bisa disebut sebagai salah berlatar belakang sejarah yang rapi dan teliti pengerjaannya. Dari sisi penceritaan, tampaknya Hasmi sebagai penulis cerita & skenario berhasil menuangkan semuanya sedemikian cair. Film berlatar belakang sejarah Nusantara lama yang layak untuk dinikmati sekaligus di simpan sebagai koleksi. Cerita & Skenario: Hasmi Sutradara: Bay Isbahi Produksi: Kanta Indah Film Penata Silat: Boy Cancero & Uji Salto Diperkuat oleh: Teater Alam, Akademi Teater Film, Perg. Silat Tapak Suci Pemeran: – Teddy purba – Minati Atmanegara – Hendra Cipta – Sitoresmi Prabuningrat – Bay Isbahi – Hasmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar